Jumat, 31 Agustus 2012

Ekonomi

Alat Pemenuhan Kebutuhan
Kebutuhan mendorong manusia untuk menciptakan barang dan jasa sebagai alat pemenuhan kebutuhan. Alat pemenuhan kebutuhan yang berupa barang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Barang menurut cara memperolehnya
menurut cara memperolehnya, barang dibedakan menjadi berikut ini:
1. Barang ekonomi. Jumlahnya relatif terbatas, sementara yang membutuhkannya sangat banyak. Oleh karena itu, untuk memperoleh barang tersebut diperlukan pengorbanan berupa uang atau tenaga. Hampir semua barang yang dihasilkan manusia merupakan barang ekonomi.
2. Barang bebas. Tersedia dalam jumlah yang melimpah melebihi jumlah yang dibutuhkan masyarakat. Oleh karena itu, barang ini bisa didapatkan tanpa pengorbanan. Contoh barang bebas adalah udara dan sinar matahari.
3. Barang illith. Adalah barang yang jika tersedia dalam jumlah berlebihan akan merugikan, bahkan membahayakan kehidupan manusia. Contohnya air dan api. Air dibutuhkan untuk banyak hal seperti minum, mandi, mencuci, dan memasak. Api dibutuhkan untuk memasak. Namun demikian, jika dalam jumlah yang sangat banyak, air dapat menimbulkan banjir dan api dapat menimbulkan kebakaran yang merugikan manusia.

b. Barang menurut penggunaannya
penggolongan barang di sini membedakan barang menjadi berikut ini:
1. Barang konsumsi. Adalah barang yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Barang konsumsi sering disebut juga dengan barang jadi atau barang akhir. Barang konsumsi bisa dibedakan menjadi barang konsumsi tidak tahan lama seperti sayuran atau roti, dan barang konsumsi tahan lama seperti pakaian dan perabot rumah tangga.
2. Barang produksi. Adalah barang yang digunakan untuk menghasilkan barang konsumsi atau barang barang modal lain. Barang produksi digunakan dalam proses produksi lanjutan.


c. Barang menurut hubungannya dengan barang lain
menurut hubungannya dengan barang lain, kita bisa menggolongkan alat pemenuhan kebutuhan menjadi berikut ini:
1. Barang Substitusi. Adalah barang-barang yang sifatnya saling menggantikan. Contohnya pensil menggantikan pulpen untuk menulis.
2. Barang komplementer. Adalah barang yang penggunaannya harus dilengkapi dengan barang lain. Oleh karena itu, barang komplementer disebut juga barang pelengkap. Contohnya mobil dengan bensin.

d. Barang menurut proses pembuatannya
1. Barang mentah. Merupakan bahan dasar pembuatan alat pemenuhan kebutuhan. Bahan mentah belum bisa digunakan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Bahan mentah biasanya berupa hasil kekayaan alam atau hasil pertanian. Contohnya bijih besi yang digunakan untuk bahan pembuatan besi dan baja.
2. Barang setengah jadi. Merupakan hasil pemrosesan barang mentah, tetapi masih digunakan dalam proses produksi selanjutnya. Misalnya benang yang diolah dari kapas dan digunakan lagi untuk bahan baku tekstil.
3. Barang jadi. Merupakan barang akhir dari rangkaian proses produksi dan siap dikonsumsi. Barang jadi ini disebut pula barang akhir. Contohnya pakaian dan sepatu.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia adalah sebagai berikut:
a. Keadaan Alam (Tempat)
Keadaan alam mengakibatkan perbedaan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Orang yang tinggal di daerah kutub, membutuhkan pakaian yang tebal untuk menahan hawa dingin. Lain halnya dengan kita yang tinggal di daerah tropis, cukup memakai pakaian yang tipis. Oleh karena itu, tampak di sini bahwa keadaan alam dapat mendorong manusia untuk menginginkan barang-barang yang sesuai dengan kondisi alam di tempat yang bersangkutan.
b. Agama dan Kepercayaan
Ajaran agama yang berbeda dapat mengakibatkan kebutuhan yang berbeda pula. Misalnya, penganut agama Islam dilarang makan babi, sedangkan penganut agama Hindu dilarang makan sapi. Hal ini menunjukkan bahwa masingmasing agama memerlukan alat-alat pemenuhan kebutuhan tertentu yang harus dipakai dalam menjalankan ibadah.
Selain itu dalam hal perayaan keagamaan, masing-masing agama atau kepercayaan berbeda-beda, sehingga kebutuhan akan barang juga berbeda. Misalnya pada saat menjelang hari raya Idul Fitri, kebutuhan akan pakaian muslim akan meningkat tajam. Berbeda halnya ketika hari raya Natal tiba, orang-orang Nasrani membutuhkan pohon Natal dan bingkisan-bingkisan Natal. Dengan demikian masing-masing agama atau kepercayaan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda.
c. Adat Istiadat
Adat atau tradisi yang berlaku di masyarakat sangat memengaruhi kebutuhan hidup masyarakat. Alasannya, suatu adat atau tradisi akan memengaruhi baik perilaku maupun tujuan hidup kelompok masyarakat setempat.
Akibatnya tradisi yang berbeda akan menimbulkan kebutuhan yang berbeda pula. Misalnya upacara perkawinan. Pelaksanaan upacara antardaerah akan berbeda-beda. Upacara pernikahan di Jawa Tengah dengan di Sumatra Barat akan memiliki ritual yang berbeda, sehingga kebutuhannya pun akan berbeda pula.
d. Tingkat Peradaban
Makin tinggi peradaban suatu masyarakat makin banyak kebutuhan dan makin tinggi pula kualitas atau mutu barang yang dibutuhkan. Pada zaman purba, kebutuhan manusia masih sedikit. Namun seiring berkembangnya peradaban, kebutuhan manusia semakin banyak. Manusia akan berusaha untuk
memenuhi kebutuhannya agar mencapai kemakmuran. Dahulu manusia tidak membutuhkan sepeda motor, namun sekarang sepeda motor menjadi kebutuhan yang sangat penting, karena dapat mengefisienkan waktu sampai tempat tujuan. Selain itu cita rasa kebutuhan manusia modern juga semakin meningkat. Manusia menuntut kualitas tinggi dari barang-barang atau jasa yang dibutuhkan. Dengan demikian membuktikan bahwa perkembangan peradaban akan menyebabkan kebutuhan akan berkembang dan beragam.





Kamis, 30 Agustus 2012

Kumpulan Artikel

MORAL?APAKAH MASIH PERLU?

        Moral dalam kamus behasa Indonesia adalah ajaran baik buruk perbuatan dan kelakuan. Perlu kita sadari dan kita akui bahwa tidak sedikit kelompok masyarakat sekarang yang tidak memikirkan betapa pentingnya moral bagi kehidupan bangsa. Kita lihat saja, tawuran yang kini bukan hanya milik para pelajar SMP dan SMA saja tapi sudah merambah ke dunia Perguruan Tinggi. Masih ingat dengan kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, pada awal tahun 2002akibat tawuran di dalam kampus. Dan banyak para demonstransi yang kita amati itu sebagian besar adalah para mahasiswa yang bersekolah di Universitas.
        Peristiwa lain, mengenai tindak kekerasan antar sesama, pencurian kendaraan bermotor, penggunaan narkoba, perampokan yang hampir setiap hari menghiasi televisi rumah kita dan mewarnai sisi kehidupan di Indonesia yang kita cintai ini, dan ternyata banyak itu semua banyak dilakukan oleh golongan terpelajar.Dari semua ini timbul tanda tanya besar, kenapa bisa terjadi?Apakah sekarang dunia pendidikan tidak lagi mengajarkan tata susila kepada para siswa?Atau inikah hasil dari sistem pendidikan negara kita selama ini?
        Dilain sisi, tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat bangsa ini semakin terpuruk ternyata juga banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negeri maupun luar negeri.
        Kita dan saya sebagai generasi muda penerus bangsa sangat prihatin denngan keadaan generasi penerus bangsa Indonesia yang saat ini. Untuk menyiapkan generasi penerus bangsa ini yang selanjutnya yang memiliki moral, etika, sopan, santun, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, berkreasi, dan berbudi pekerti luhur perlu dilakukan hal-hal yang dapat melakukan perubahan walaupun memakan waktu lama.
        Pertama, melalui pendidikan yang bermoral. Saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral. Pendidikan pada dasarnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menghasilkan pelajar yang bermoral, jujur, cerdas, berbudi pekerti luhur, sopan, santun, dan tahu malu, serta mementingkan kepentingan bangsa bukan kepentingan pribadi atau kelompok. Sesuai dengan intisari dari sila ke-3 pada Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, yang dimana memiliki inti sari, yaitu mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan. Tapi kenyataannya bisa kita lihat saat ini. Pejabat (orang petinggi) di negara ini yang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme semuanya adalah orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung mereka bergelar dari S1 sampai Prof.Dr.
        Contoh lainnya, dalam bidang politik, anggota dewan terlibat narkoba, bertengkar ketika sidang, adu mulut bahkan kekuatan dalam tubuh partai karena memperebutkan posisi tertentu. Ada juga pejabat yang tidak bertanggung jawab dan tidak konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Sebelum diangkat jadi pejabat mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu. Pokoknya semua mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat lain lagi ceritanya.Nanti saat rapat berlangsung banyak kursi dewan yang kosong atau ada yang tidur-tiduran. Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk membawa bangsa ini ke depan? Apakah mereka tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan itu akan ditiru oleh generasi penerus bangsa di masa yang akan datang?
        Kedua, melalui proses belajar mengajar yang bermoral. Dimana ketika berlangsung proses belajar mengajar di sekolah sang pendidik harus memiliki moral yang dapat dijadikan panutan bagi para siswa. Seorang pendidik harus jujur, bertakwa, berakhlak mulia, tidak curang, berlaku adil, tahu malu, dan tidal plin-plan.
        Saya tidak ingin mengatakan bahwa guru saat ini tidak ada yang memiliki sifat seperti di atas. Tapi pada kenyataannya tidak sedikit guru yang berperilaku curang dan tidak adil saat ini. Ketika saya masih di bangku SMP dulu, ada beberapa guru saya yang sangat sering memanggil teman saya maju ke depan untuk menjawab pertanyaan dikarenakan dia pintar. Yang saya rasakan adalah sedih dan iri sehingga timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memanggil saya atau yang lain?Apakah hanya yang pintar saja yang mendapat perlakuan seperti itu?Dan apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar?
        Dengan contoh yang saya rasakan ini, saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara para siswa. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan.
        Dengan demikian mau dibawa kemana negara yang kita cintai ini apabila hidup tanpa moral? Jangan hanya menuntut generasi muda untuk bermoral tapi para pemimpin bangsa ini juga harus memiliki moralitas dalam kehidupannya. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki suri tauladan yang bisa dijadikan panutan dan dapat diandalkan untuk membangun bangsa ini ke depan. 


Cara Turunkan Tekanan Darah



"Siapa saja yang memiliki hipertensi harus didorong untuk bekerjasama dengan dokter mereka dan mencoba berbagai hal yang mungkin membantu menurunkan tekanan darah tanpa menggunakan agen farmakologis (obat-obatan)," kata Matthew Burg, PhD, seorang profesor dari Columbia University Medical Center di New York.



Mereka yang mengalami hipertensi biasanya harus mengonsumsi obat-obatan secara rutin untuk mengontrol tekanan darah. Tetapi dengan melakukan perubahan gaya hidup, tekanan darah yang kelewat tinggi dapat dikendalikan dan diturunkan. Dengan modal tekad dan kedisiplinan, bukan mustahil upaya modifikasi lifestyle ini dapat membantu melepaskan ketergantungan pada obat-obatan. Berikut ini adalah 10 cara murah dan alami menurunkan tekanan darah tanpa harus menggunakan obat-obatan :



1. Olahraga

Dengan melakukan olahraga 30 menit sehari, Anda dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan, kata Gerald Fletcher, MD, seorang ahli jantung dari Mayo Clinic, Jacksonville, Florida, sekaligus juru bicara American Heart Association.  

"Cobalah latihan aerobik untuk mengurangi tekanan darah sistolik Anda," kata Fletcher. Ia menambahkan, orang yang aktif secara fisik biasanya dapat mengurangi konsumsi jumlah asupan obat hipertensi. Untuk menunjangnya, pilihlah jenis kegiatan yang Anda sukai seperti misalnya, berjalan, berlari, berenang atau bersepeda.



2. Makan pisang

Anda mungkin tahu bahwa makan terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah, tetapi kebanyakan orang tidak menyadari manfaat kalium - zat yang mampu menangkal efek buruk dari sodium.

Menurut penelitian dari Dietary Guidelines for Americans, mereka yang mengalami hipertensi harus mencukupi kebutuhan jumlah kalium dalam diet mereka. Orang dewasa harus mendapatkan setidaknya 4.700 miligram per hari. Adapun beberapa sumber makanan yang kaya kandungan kalium diantaranya pisang (422 miligram), kentang panggang dengan kulit (738 miligram), jus jeruk (496 miligram per cangkir), dan yogurt tanpa lemak atau rendah lemak (531-579 miligram per 8 ons).

3. Kurangi asupan garam
Orang dengan tekanan darah normal, cukup tinggi, dan hipertensi secara substansial dapat mengurangi tekanan darah mereka dengan memotong asupan garam. Pedoman diet merekomendasikan bahwa orang dengan hipertensi harus membatasi asupan garam kurang dari 1.500 miligram (600 miligram sodium) sehari.



4. Stop merokok

Perokok adalah kelompok yang paling berisiko tinggi mengidap hipertensi. Kandungan tembakau dan nikotin dalam rokok dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah sementara, meskipun rokok itu sendiri bukan penyebab tunggal hipertensi kronis. Berhenti merokok dapat membantu Anda menurunkan sedikit tekanan darah Anda. Dan, tentu saja, manfaat kesehatan lainnya yang tak terhitung jumlahnya, kata Fletcher.



5. Menurunkan berat badan

Secara konsisten beberapa penelitian menunjukkan bahwa, sedikit saja kehilangan berat badan, dapat memiliki dampak besar pada tekanan darah Anda. Kelebihan berat badan membuat jantung bekerja lebih keras. Tekanan ekstra ini lambat laun dapat menyebabkan hipertensi. Sementara itu, dengan memangkas berat badan beban kerja jantung akan jauh lebih ringan.



6. Kurangi alkohol

Konsumsi alkohol secara moderat - tidak lebih dari satu gelas sehari untuk wanita, dan dua gelas sehari untuk pria - memiliki manfaat kesehatan jantung. Tapi pada beberapa orang, minum terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa mengkonsumsi alkohol lebih dari dua gelas sehari dapat meningkatkan risiko hipertensi bagi pria dan wanita.



7. Kelola stres

Mengelola stres secara efektif dapat membantu mengurangi tekanan darah, tetapi sayangnya, tidak ada penelitian yang menawarkan langkah demi langkah untuk mengurangi tingkat stres pada semua orang, kata Burg.

"Ada sejumlah cara yang telah dikembangkan sebagai praktik untuk menginduksi keadaan relaksasi. Tetapi bagaimana cara yang baik dan benar, ini masih harus dijawab dalam uji klinis," katanya. Namun demikian, Burg merekomendasikan bahwa orang dengan hipertensi harus mampu melakukan manajemen stres dan berlatih dengan konsisten.



8. Yoga

Yoga adalah cara terbaik untuk mengatasi stres. Sebuah studi baru di India menemukan bahwa latihan pernapasan yoga mengurangi tekanan darah pada orang dengan hipertensi - di mana bekerja mempengaruhi efek sistem saraf otonom - dengan mengatur denyut jantung, pencernaan, dan fungsi lainnya.



9. Jauhi kafein

Kopi memiliki beberapa manfaat kesehatan, tetapi tidak untuk menurunkan tekanan darah. Dalam jangka pendek kafein dapat memicu lonjakan tekanan darah, bahkan pada orang tanpa hipertensi.

Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, cara terbaik yang harus dilakukan adalah dengan membatasi asupan kafein (sekitar dua cangkir kopi per hari). Anda dapat memeriksa apakah Anda sensitif terhadap kafein atau tidak dengan memeriksa tekanan darah sebelum dan setengah jam setelah mengkonsumsi minuman berkafein. Jika meningkat sebesar 5 atau 10 poin, Anda berarti sensitif terhadap kafein.



10. Meditasi

Meditasi - apakah itu melibatkan nyanyian, pernapasan, visualisasi - dapat menjadi alat manajemen stres yang efektif bagi banyak orang, kata Burg. Sekali lagi, yang penting adalah bahwa hal itu membuat Anda merasa baik, dan Anda dapat berkomitmen untuk melakukannya secara konsisten.

Cara Menghilangkan Karang Gigi



Kali ini artikel bagus akan berbagi artikel cara menghilangkan karang gigi, gigi merupakan salah satu alat pencernaan yang sangat vital. Maka dari itu kesehatan gigi harus terjaga, salah satu permasalahan gigi yang banyak dialami adalah karang gigi. Karang gigi akan membuat penampilan tidak menarik dan sangat merusak gigi. 

Selain Masalah Gigi Berlubang (karies) Karang Gigi merupakan penyebab kedua hilangnya gigi. Karang gigi menjadi tempat melekatnya bakteri. Akibatnya timbul berbagai penyakit gusi, misalnya radang gusi (gingivitis). Tandanya gusi berwarna merah mengkilat, licin, agak bengkak dan sering berdarah bila disentuh atau saat menggosok gigi.

Karang gigi atau "kalkulus" terbuat dari plak dan zat kapur yang berada di air liur. Plak sendiri terdiri dari lapisan bening di gigi ( perikel ) dan kuman. Di dalam mulut kita terdapat lebih dari 350 jenis kuman yang dapat menyebabkan karies. Jika di gigi atau sela-sela gigi terdapat banyak makanan yang tidak di bersihkan maka kuman akan mencerna makanan tersebut, lama-kelamaan akan menyebabkan karang gigi.

Bagi anda yang menganggap masalah karang gigi ini adalalah masalah yang sepele, anda salah. Perlu anda ketahui, beberapa ahli medis dunia melakukan penelitian dan menemukan bahwa masalah karang gigi ini dapat memicu terjadinya penyakit jantung. meskipun ini merupakan penelitian awal, namun kita tetap harus waspada kepada kemungkinan terburuk. tidak ada salahnya menjaga kesehatan dan kebersihan agar selalu terhindar dari penyakit.

  
1. Membersihka Gigi dengan Benar Minimal dua kali sehari.
Dalam memberishkan gigi, jangan lupa untuk membersihkan bagian gusi. Gusi bagian atas dengan menggosoknya ke arah atas ke bawah, sedangkan untuk gusi rahang bawah dari arah bawah ke atas.

2. Mengkonsumsi Buah Apel.

Dengan mengkonsumsi bauh apel secara rutin akan membantu membersihkan karang gigi, selain dapat memberihkan plak, apel juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh.

3. Membersihkan Karang Gigi dengan Cengkeh.

Tumbuk halus 7 buah cengkeh dan hasilnya gunakan untuk menggosok karang gigi. Bubuk cengkeh ini bisa pula anda gunakan untuk berkumur.

4. Biji Asam Kawak.

sangrai biji asam kawak, kemudian haluskan dengan cara diblender atau ditumbuk juga bisa. nah setelah itu gosoklah gigi dengan biji asam kawak yang sudah di haluskan tadi.

5. Rajinlah Berkumur dengan Cairan pembersih Mulut.


Hari Pendidikan



Hari pendidikan nasional adalah hari dari jati diri bangsa dimana hari pendidikan bisa menggambarkan atau ruh dari bangsa kita, bangsa yang besar adalah bangsa yang peduli akan pendidikan, dan pendidikan adalah modal awal dari perkembangkan bangsa.



Berbicara tentang pendidikan pasti kita mengenal sosok tentang Ki Hajar Dewantara,dengan itu kali ini kami akan mengupas tentang perjalanan Ki Hajar Dewantara  dan Hari pendidikan nasional nya Apa, Mengapa, Dan Bagaimana Pendidikan Nasional Dipandangan Ki Hajar Dewantara.



Dari di sinilah kita, siap sedia memberi korban yang sesuci-sucinya… sungguh, korban dengan ragamu sendiri adalah korban yang paling ringan… memang awan tebal dan hitam menggantung di atas kita. (Ki Hadjar Dewantara).



Siapa yang gak kenal sosok tokoh pendidikan Bapak Ki Hadjar Dewantara, tokoh yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia. Ki Hadjar pun aktif menjadi pengurus Boedi Oetomo dan Sarikat Islam. Ajaran kepemimpinan Ki Hadjar Dewantoro yang sangat poluler di kalangan masyarakat adalah Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani. Jadi makna Ing Ngarso Sun Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi bawahan atau anak buahnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seorang pemimpin adalah kata suri tauladan. Sebagai seorang pemimpin atau komandan harus memiliki sikap dan perilaku yang baik dalam segala langkah dan tindakannya agar dapat menjadi panutan bagi anak buah atau bawahannya. Sama halnya dengan Ing Madyo Mbangun Karso, Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Karena itu seorang pemimpin juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungan tugasnya dengan menciptakan suasana kerja yang lebih kodusif untuk keamanan dan kenyamanan kerja. Sehingga artinya Tut Wuri Handayani ialah seorang komandan atau pimpinan harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang.



Memaknai Hari Pendidikan Nasional

Tanggal 2 mei bangsa Indonesia memperingati hari pendidikan nasional. Tanggal 2 mei dijadikan sebagai hari lahirnya pendidikan di Indoensia diambil dari hari lahir salah satu tokoh perjuangan pendidikan di Indonesia. Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi dan mendedikasikan dirinya untuk pedidikan, di kala itu tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan institusi pendidikan yang bernama Sekolah kerakyatan di Yogyakarta.



Sebuah perjuangan yang mulia dan juga tidak mudah. Waktu itu bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan belanda. Pergerakan memajukan pendidikan telah mempersiapkan putra-putra bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia menuju kemerdekaan.



Hasilnya pun terbukti, kita sekarang sudah merdeka. Namun apakah semangat perjuangan dari para pahlawan pendidikan kita terdahulu masih tejaga hingga saat ini.



Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia, belum membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju. Bahkan Indonesia masih tergolong negera yang masih berkembang, kualitas pendidikan masih kalah tertinggal oleh negara jiran seperti Malaysia dan Singapura. Padahal kita tahu sendiri bahwa bangsa kita sudah lebih dahulu merdeka, yang lebih hebatnya lagi di tahun 1970 para putra bangsa Indonesia menjadi guru dan pengajar di Malaysia.



Kenapa kita jadi tertinggal ?, atau bahkan mungkin pendidikan kita berjalan ditempat ?, atau lebih parahnya lagi kualitas pendidikan kita saat ini menurun ?. Entahlah, yang pasti kita belum merasakan kualitas seluruh sumber daya manusia Indonesia saat ini mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di Dunia ini.

Yang terjadi sekarang justru masih banyak rakyat miskin, tidak mempunyai keahlian, pengangguran dimana-mana. Apa yang salah dengan bangsa ini ?. Padahal sekarang sekolah sudah lebih banyak dari pada zaman kita belum merdeka.



Semoga saja pada peringatan hari Pendidikan Nasional tahun ini, dijadikan sebagai tonggak perubahan ke arah yang lebih baik, Menjadi bangsa yang pintar dan bermatabat, yang akan membawa kepada kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.




PEMUDAKAH YANG PANTAS MENJADI PEMIMPIN?
Karya: ZULFANSYAH

“Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno, saat pemproklamasian).

Pemuda adalah harapan bangsa, dipundaknya nasib bangsa dan Negara Indonesia tercinta ini disandarkan. Bila kita melihat ke masa lalu, banyak sekali pemimpin-pemimpin muda yang membuat gebrakan yang membawa perubahan untuk negaranya. Contohnya saja Barack Obama yang menjadi pemimpin Amerika disaat usianya masih muda. Contoh lain di Negara Indonesia saja, kita tidak akan pernah lupa dengan Bung Karno, Bung Hatta, Bung Tomo, dan pahlawan-pahlawan lainnya. Mereka berjuang untuk Indonesia ketika usia mereka masih muda, dengan ide-ide yang cemerlang serta semangat yang mereka miliki. Dan perlu kita ketahui juga, bahwasannya persentase penduduk yang lebih mendominasi negara ini adalah kaum pemuda-pemudi.
            Saya mencari di internet tentang pemuda-pemuda Indonesia yang berprestasi saat ini dan ini beberapa namanya: Dian Pelangi yang rancangan busananya mampu menembus Paris Fashion Week. Rio Haryanto yang tengah mencicipi sengitnya persaingan di GP 2 dan selangkah lagi menembus balap mobil paling seru sejagad raya F1. Agnes Monica penyanyi nasional yang mampu menembus music di kancah internasional. Chris John memperoleh kemenangan dalam mempertahankan gelar sabuk juara kelas bulu versi WBA untuk keenambelas kalinya. Dan karya inovasi SMA Negeri 10, kota Malang, Jawa Timur, tentang photo electro system yakni mengubah urine menjadi energi listrik menyambet medali emas pada lomba teknologi Internasional Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) di Georgia. Dan masih banyak lagi para pemuda di negeri ini yang mengukir prestasi yang begitu gemilng namun, saya tidak dapat menyebutnya satu per satu.
            Masa-masa muda para pemuda-pemudi, seharusnya dapat dijadikan suatu ajang untuk mengukir prestasi. Agar prestasi-prestasi yang telah diraih dapat dimanfaatkan untuk masa depan kelak dan menjadi generasi penerus yang mampu membuat terobosan-terobosan perubahan positif di Negara tercinta ini. Namun, tidak sedikit pula pemuda-pemudi sekarang ini yang tidak memikirkan akan prestasi dan masa depan mereka. Sempat salah satu teman saya mengatakan kepada saya bahwasannya, masa muda itu dibawa santai aja dan harus dinikmati, kalau masa muda kita cuma belajar terus-menerus, kelak kita akan menyesal karena kita tidak dapat merasakan masa muda yang begitu indah nantinya. Dari perkataan teman saya tersebut, timbul beberapa pertanyaan dari saya. Bagaimana masa muda yang indah itu?. Apakah masa muda yang indah itu kesehariannya hanya dihiasi dengan main-main saja tanpa ada belajar?. Atau, masa muda yang indah itu adalah masa muda yang ikut serta dalam pelaksanaan perkelahian alias tawuran? Mungkin, masa muda yang indah di sini adalah masa muda yang hanya berdiam diri di kamar saja tanpa ada melakukan aktifitas suatupun?
            Dari perkataan Bung Karno bahwasannya sepuluh pemuda dapat mengguncang dunia tersebut, kita dapat mengetahui bahwa tonggak semangat yang paling membara, yang mampu mengadakan perubahan dengan jiwa dan tekad itu berada pada pemuda-pemuda bangsa ini. Saya sempat berpikir, kenapa harus yang muda yang menjadi pemimpin dan kenapa bukan yang tua saja yang diangkat menjadi pemimpin bangsa ini?. Pemuda seperti apakah yang dapat menjadi pemimpin bangsa ini kelak?. Ternyata semua pertanyaan yang saya utarakan itupun dapat terjawab dengan sendirinya memalui proses yang saya alami sendiri. Suatu alasan mengapa yang muda yang memimpin, karena yang muda lebih aktif, dalam arti yang muda itu lebih menginspirasi pada saat ini. Yang muda berfikiran lebih maju, yang muda lebih kuat, dan bersemangat, yang muda lebih berbakat, dan yang muda memiliki sifat tidak mau mengalah. Di dini saya tidak bermaksud untuk merendahkan derajat orang tua-tua bangsa ini dan berada di bawah dari pemuda-pemuda bangsa ini. Sebenarnya pemimpin seperti apa yang layak menjadi pemimpin di negara yang luar biasa ini. Menurut saya seorang pemimpin harus memiliki beberapa karakter atau sifat kepemimpinan, antaranya: seorang pemimpin itu harus jujur, memiliki sifat sopan-santun, bertanggung jawab, ramah, tamah, memiliki rasa kesosialan, disiplin, cerdas dalam berfikir, tidak egois, tegas, dan bijaksana, taat pada agama, serta bijak.
            Bahkan seorang Ki Hajar Dewantara pun memiliki ajaran kepemimpinan yang sangat populer, yaitu salah satunya adalah Tut Wuri Handayani, yang berartikan seorang pemimpin harus memberikan dorongan moral dan semangat dari belakang. Apabila semua pemuda sebagai generasi penerus bangsa kita memiliki karakter atau sifat-sifat yang telah tertera di atas, mudah-mudahan dapat melakukan suatu perubahan dan terobosan-terobosan yang positif untuk bangsa ini.
            Memang sekarang ini sudah sangat banyak prestasi yang diukir oleh pemuda-pemuda bangsa ini. Namun, apakah para pemuda sekarang bangsa ini sudah pantas dan layak untuk menjadi seorang pemimpin dan menggantikan petua-petua saat ini?. Sementara, dilihat dari kaca mata media masa, citra pemuda yang berpikiran maju, penuh dengan semangat membara itu jatuh dan tercemar. Tidak sedikit pemuda bangsa ini umumnya kaum pelajar yang tidak mencerminkan sebagai pelajar yang bermoral. Tawuran dan bentrokan antara sesama pemuda, umumnya kaum pelajar berada di mana-mana, pecandu narkoba yang kini semakin meluas, pergaulan bebas yang semakin waspada, dan itu semua didominasikan oleh para pelajar yang sebagai calon-calon penerus bangsa ini kelak.
            Tempo Jakarta sempat memberitakan para pelajar sekolah menengah atas mengalami bentrok selama 4 hari, tercatat dalam bentrok ini 2 pelajar mengalami luka-luka, sedangkan 1 pelajar tewas. Sementara itu, pemerintah dan para pejabat tinggi bangsa sekarang ini sedang mengalami gejolak atas nafsu mereka alias masalah korupsi yang dilakukan oleh beberapa pejabat negara ini.
            Mau dibawa ke mana negara ini apabila pemimpin kita seperti itu?.
Singkatnya, Negara ini sungguh sedang menuggu para generasi penerus bangsa ini yang mampu melakukan perubahan serta terobosan-terobosan positif untuk memajukan Negara ini.


Kumpulan Cerpen

DIRIKU
Karya: ZULFANSYAH

    Giliranku memperkenalkan diri kepada guru pembimbing karena aku adalah anggota baru di sebuah organisasi. Dengan santai aku menjelaskan nama ku. Rasa ketidak nyamanan pun aku rasakan sebab hanya diriku seorang yang berjenis kelamin lelaki. Rumah sanggar cerita, di sanalah aku duduk dan menikmati hembusan angin dan siraman cahaya matahari. Kami berkumpul bersama untuk mendengarkan kata-kata motivasi dari guru pembimbing kami.
    Betapa luar biasanya motivasi yangdisampaikan oleh guru pembimbing kami saat itu. Motivasi yang paling berkesan menurut saya saat guru pembimbing kami mengatakan terus asah bakat dan terus berlatih untuk selalu menulis, memang pada awalnya itu tidak mudah namun apabila kita giat pasti akan mudah. Dari pertemuan kami tersebut sungguh disayangkan karena peserta atau murid yang datang hanya sebanyak 20 orang. Itu juga ditambah dengan 8 orang kakak kelas. Terkesan sunyi namun, terkesan ramai, terkesan ramai karena banyaknya banyolan dan canda tawa yang dilontarkan oleh guru pembimbing kami yang membuat kami juga ikut tertawa. Namun, terkesan sunyi karena hanya saya sendiri yang lelaki.
    Kegiatan selanjutnya yang kami lakukan adalah membuat kelompok mading. Kesusahan untuk mencari tema yang akan dibuat itu teralami oleh kami. Dari situ juga, kami langsung diberi tugas oleh guru pembimbing kami untuk membuat cerpen atau artikel.
    Sepulang dari rumah sanggar cerita, saya masih memikirkan saya ini ingin membuatyang mana, cerpen atau artikel?. Jujur, selama ini saya sama sekali belum, pernah membuat artikel dan cerpen. Setelah dipikir-pikir dan dibanding-bandingkan antara cerpen dan artikel ternyata lebih mudah itu membuat cerpen daripada artikel. Kepenatan dalam membuat cerpen kini dirasakan, karena cerpen yang saya buat mengalami perubahan tema, cerita, dan penokohannya hingga tiga kali.
    Saat membuat cerpen pertama, alur dari ceritanya tidak jelas mau lari ke mana. Perombakan pada ceritanya dilakukan, namun tokoh yang diperankan tidak sesuai dengan cerita. Perbaikan pada penokohan dilakukan juga, namun konflik dalam ceritanya tidak ada. Menghabiskan waktu dua hari untuk membuat cerpen yang gagal tersebut.
    Pembuatan cerpen yang kedua pun dilakukan. Sampai juga pada akhir cerita, tapi ketika saya membaca ceritanya sungguh tidak menarik dan membosankan. Kini saya baru manyadari bahwa sesuatu itu tidak boleh dipandang sederhana dan mudah. Pengulangan akan membuat cepen untuk yang ketiga dilakukan. Melihat dan belajar dari dua kali kegagalan tersebut, akhirnya terciptalah cerpen pertama saya yang berjudul "Akhirnya Kembali". Menurut saya sendiri di dalam cerpen tersebut sudah lengkap unsur-unsur intrinsiknmya dan cukup menarik untuk dibaca. Lumayan bagi pemula seperti saya dalam membuat cerpen. :) happy

ZJb





GARA-GARA 2 BUNGKUS COKLAT
KARYA: ZULFANSYAH
Nama gue Dina. Usia gue 15 tahun, hobi makan coklat. Gue baru mati tadi pagi, gue mati ditabrak angkot. Arwah gue masih berkeliaran gak tenang. Penyebab gue mati adalah 2 bungkus coklat yang gue beli. Begini cerita tragis kematian gue…
Dering alarm jam wacker mendesis di telinga gue seraya meramaikan kamar tidur dalam kesenyapan. Hari menunjukkan pukul 07.00 pagi namun gue mengabaikan suara yang memanggil untuk bangun dan bersekolah itu. Tak berapa lama gue mengucek kedua mata dan mulai tersadar dengan suara wacker yang belum di offkan itu. Sepintas kedua bola mata gue terkejut memelototi benda bulat itu yang menunjukkan pukul 07.22.
Dengan rambut yang berantakan dan muka gersang spontan langsung saja gue mengambil seragam sekolah yang tergantung di belakang pintu kamar serta tak lupa dengan sepatu dan tas sekolah milik gue. Kini gue memutuskan berangkat dengan naik ojek ketimbang mengendarai mobil pribadi sendirian. Dengan lari 70 km/jam, akhirnya sampai ke sekolah tepat pukul 07.33. Ternyata dewi keberuntungan masih memihak pad ague wanita yang selalu mujur nasib ini sebab pintu gerbang sekolahan itu masih terbuka walaupun bel sekolah sudah berlangsung sejak 3 menit yang lalu.
Dengan terburu-buru gue langsung lari masuk menuju kamar kecil untuk mengganti pakaian tidur yang masih gue kenakan dengan seragam sekolah yang dari tadi digenggam. Jantung terasa berdegup cukup kencang sebab rasa tidak tenang untuk segera masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran. Saat melangkahkan kaki ke luar dari kamar kecil, tiba-tiba gue menoleh ke arah tempat yang selalu menyediakan berbagai makanan yang lezat, apalagi kalau bukan kantin sekolah. Wajar saja mataku menoleh ke arah sana sebab kantin tersebut terletak bertetanggaan dengan kelasku. Sungguh yang paling dikhawatirkan bahwa setiap hatinya kantin itu menyuguhkan berbagai coklat yang lezat, hal itu yang paling tidak bisa gue tahan nafsu.
“Sudahlah Dina, cepat masuk ke kelasmu ntar kamu dimarahi sama gurumu dan tidak diberi izin untuk mengikuti pelajaran. Lagi pula tadi malamkan kamu sudah berpesta coklat dengan mama dan adik sepupumu.” Sesuatu yang membisiki telinga kanan Dina.
Tersadar dengan itu, Dina mencoba untuk meninggalkan kantin dan melangkah menjauh. Tapi setelah di langkah keduanya…
“Alahh… itukan tadi malam. Hee, Dina. Tidakkah engkau tergiur dan sangat suka dengan coklat-coklat lezat yang mengejek dirimu karena kamu tidak berani untuk membeli dan memakan mereka. Lagipula membeli coklatkan cuma membutuhkan waktu 2 menit. Ayolah Dina beli coklat itu.” Sesuatu yang membisikkan telinga kiri Dina.
Buset, seakan malaikat dan setan ikut ambil andil pada saat itu. Uangpun keluar dari saku baju gue dan lembaran uang tersebut tergantikan dengan dua buah bungkus coklat yang berukuran sedang. Senang rasanya disaat kita punya coklat. Tak lama gue mencoba berlari kecil menuju kelas gue. Namun apadaya  sang dewi keberuntungan kini tak memihak, gue diberi izin oleh guru wali kelas untuk belajar di rumah saja. Ya, memang sudah peraturannya apabila ada siswa yang terlambat masuk ke kelas selama 10 menit maka belajar di rumah lebih baik untuknya.
Dengan penuh penyesalan dan rasa kesal tersimpan di benak. Gue pergi pulang dengan muka murung. Kali ini gue memutuskan pulang dengan berjalan kaki seraya memikirkan apa yang telah terjadi barusan.
“Ternyata benar apa yang dikatakan oleh si malaikat tadi. Coba aja tadi gue langsung masuk ke kelas dan tidak membeli coklat yang ada di kantin pasti gue sekarang sudah duduk di bangku kelas gue.” Sesalnya dalam hati. “Benar aja kalau gue harus jalan kaki sampai ke rumah bisa-bisa gempor nih kaki, malah perut belum terisi oleh makanan lagi.”
Dengan memutar-mutar kepala seperti mencari sesuatu. Dina berjalan ke depan. Tak butuh waktu yang lama gue menemukan kedai nasi padang di seberang jalan, dan gue pun memutuskan untuk sarapan disana. Seusai mengisi gue berniat akan memakan coklat yang gue beli tadi di kantin.
Baru jerjalan empat langkah ke tengah jalan, tiba-tiba sebuah angkot tanpa penumpang melaju dengan kenjang dan menambrak gue yang membuat roh gue terlempar 3 kali lebih jauh dari jasad gue.
“Terasa lengkap sudah kesialan gue pada hari ini, telat bangun gara-gara pesta coklat tadi malam, tidak mandi pagi, tidak diizinkan untuk mengikuti pelajaran hari ini, perut laper belom sarapan, dan ditutup dengan kematian, bahkan gue belom sempat untukmemakan coklat yang gue beli tadi. Dan ini semua terjadi gara-gara coklat.”
Kini kebingungan yang hanya ada. Karena malaikat maut saja belom menjemput disaat arwah gue sedang berkeliaran.
“Hihihi… bertambah satu lagi kesialan gue, gue kini tak bisa menikmati coklat lagi. Tapi gue tetep bisa menikmati coklat apabila gue masuk surga, ya, itupun kalau gue masuk kalau gue masuknya ke neraka…? Sementara itu malaikat maut aja belom kunjung tiba, apa terjebak macet kali ya…?”

ZJb







Imaji Sungai Bingai
Karya: Zulfansyah (XII IPS 1)

            Adzan Subuh kembali berkumandang di masjid tua yang tepat berada di seberang jalan rumahku untuk mengajak segelintir umat yang masih berpegang teguh pada agamanya untuk menunaikan kewajibannya. Sebagai umat beragama aku pun turut menunaikannya setelah Nande membangunkanku. Ya, aku memang bukanlah umat yang terlalu taat dalam memegang agama, bahkan aku pernah mencopet uang wisatawan, melawan kepada kedua orang tuaku, dan yang lebih parahnya lagi, aku pernah mabuk-mabukan bersama dengan teman sebayaku, tetapi boleh dibilang aku senang melakukan ibadah Subuh.
            "Mejile bangun, ayo sembahyang Subuh! Bapak sudah menunggu itu untuk sembahyang berjamaah. Bangun!" Nande membangunkanku penuh dengan kasih sayang, walaupun usiaku kini sudah tidak bisa dibilang anak kecil lagi.
            "Hmm... Iya, Nande ambil wudhu duluan." Dengan nada setengah sadar aku menyambut perintah Nande.
            "Nande dan Bapak sudah siap-siap, tinggal menunggu Mejile ini." Ya, keluargaku memanggil aku dengan panggilan Mejile yang sebenarnya kalau diartikan itu artinya adalah cantik, padahal aku terlahir sebagai lelaki. Aku pernah bertanya kepada Bapak perihal namaku itu, alasan aku diberi nama mejile karena aku lahir tepat pada waktu yang cantik, yaitu jam 7 pagi, tanggal 7 bulan 7 tahun 1997 yang bertepatan dengan tanggal pernikahan Bapak dengan Nande. Ya, sudahlah.
            Baiklah balik ke cerita, masih dalam keadaan belum sadar aku pergi ke kamar mandi. Ku rabakan tanganku ke sekitar bak mencari sesuatu untuk mengambil air, tetapi tanganku tak kunjung mendapatkan benda yang memaksaku untuk terus meraba. Alhasil, ku bukakan mataku dan kulihat ternyata benar, gayungnya tidak bertengger di sekitar bak, melainkan sedang mengapung di atas air, alias berada di dalam bak yang airnya tepat terisi setengah. Hal itu memaksa diriku untuk benar-benar bangun dari ketidak sadaran diriku.
            Ku sapukan pergelangan tanganku dengan seksama, ku basuhkan mukaku sepenuhnya hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan bagian yang lainnya, dan semua itu aku lakukan secara tertib dan teratur sama persis dengan yang diajarkan oleh guru ngajiku kala aku kecil. Dan aku pun bersegera melaksanakan sembahyang Subuh berjamaah bersama dengan keluarga kecilku.
***
            Pagi yang cerah kembali menghampiri hari-hariku seperti sebelumnya. Kebetulan sekarang bertepatan dengan hari libur sekolah aku pun seperti biasanya melakukan rutinitasku, yakni menjadi seorang pemandu wisata kepada setiap pengunjung yang datang ke desaku ini. Desa Bibingai. Ya, walaupun aku remaja usia 17 tahun, tapi aku cukup handal dalam menunjukkan tempat-tempat pariwisata yang ada di desaku ini.
            Desa Bibingai merupakan desa kecil yang dihuni oleh sekelompok masyarakat kecil yang mengais rezekinya dari usaha bertani. Di desaku ini juga terdapat sebuah sungai nan elok yang memotong dan membuat desa Bibingai terbelah menjadi empat bagian, Bibingai Utara, Bibingai Timur, Bibingai Selatan, dan Bibingai Barat, yaitu bernama sungai Bingai.
            Entah bagaimana sungai tersebut membelah desa kami ini tapi itulah kekuasaan Tuhan yang wajib kami syukuri, sebab sungai Bingai sudah menjadi penopang hidup kami selama ini dalam pengairan sawah dan ladang-ladang kami dari dalu hingga sekarang.
            "Teroh-Teroh. Reutah-Reutah. Samsare-Samsare." Tepat di pinggir jalan dan dengan suara lantang aku menawarkan tempat-tempat istimewa yang ada di sekitar sungai Bingai kebanggaan kami kepada mereka yang berlalu-lalang.
            Kali ini pemandangannya tidak seperti biasanya, sebab ada beberapa anggota tim SAR yang aku temui di sekitar tempat dinama aku mencari wisatawan,  mungkin ada sesuatu yang telah terjadi namun entahlah aku tidak  terlalu menghiraukannya.
            Satu kereta, dua kereta, tiga kereta, dan masih banyak lagi kereta yang berlalu lalang tapi tidak ada satu kereta pun yang berhenti untuk berwisata. Keadaan seperi ini jarang sekali terjadi di desa kami. Biasanya wisatawan dalam negeri hingga luar negeri selalu melimpah ruah, tapi kali ini berbeda. Dan para pemandu wisata yang lainnya pun tidak sebanyak seperti yang biasanya, pada kemana mereka? Sebenarnya apa yang terjadi dengan desa ini? Benakku terus bergejolak mempertanyakan hal ini semua.
***
            Ya, aku langsung pergi menemui Pak kades dengan menaiki sepeda janda  milik Nande yang aku pinjam. Pak kades yang sedang asyik mencangkuli ladangnya yang tepat di sebelah rumahnya itu terkejut dengan kehadiranku yang menabrak sebatang pohon rambutan yang menjadi pembatas ladangnya itu.
            "Erkai kam ku jenda, Ile[1]?" Ya, Ile merupakan nama sampinganku di desa ini, bahkan aku lebih senang dipanggil begitu daripada nama lahirku.
            "Assalamu'alaikum Pak kades. Pak, kenapa desa kita hari ini sepi wisatawan, padahal hari ini kan hari libur tapi kok malah sunyi?" Tanpa menghirup napas terlebih dahulu aku langsung menanyakan hal tersebut  kepada Pak kades.
            "Wa'alaikum salam." Dengan wajah yang polos dibarengi sunggingan kecil di bibir seraya menghampiri dimana tempat keberadaanku.            "Jadi, kam[2] belum tahu mengenai berita itu?" Kini ekspresi wajah Pak kades berubah  menjadi lebih serius dari sebelumnya.
            "Berita kai[3], Pak?" Sambil mengerutkan alis aku pun bertanya dengan nada serius yang dikuasai rasa penasaran yang mendalam.
            "Sebaiknya kita membahasnya di dalam rumah saja, karena gak baik kalau ada orang yang mendengar berita tersebut. Mari, ikut saya!" Sambil sibuk sendiri membersihkan mata cangkul dengan kakinya dan berbisik-bisik, Pak kades mengajakku ke rumahnya tanpa memandang ke arahku seakan tidak ingin ada orang lain yang mengetahui ajakan Pak kades.
            Ya, sama seperti tadi yang ku bilang bahwa rasa penasaranku itu lebih besar dari segalanya sehingga dengan sigap aku sandarkan sepeda janda milik Nande pada dinding kayu rumah Pak kades yang berlapiskan cat berwarna kuning itu. Ya, rumah Pak kades merupakan satu-satunya rumah yang dilapisi cat berwarna, sedangkan rumah kami hanyalah warna abu-abu alias warna dasar semen dan selebihnya lagi hanya warna batu bata.
            Tanpa meminta izin terlebih dahulu aku langsung masuk ke dalam rumah dan duduk. Tidak lama kemudian Pak kades pun duduk tepat di hadapanku sehabis keluar dari kamar mandi membersihkan kakinya dari tanah yang melekat saat mencangkul di ladang tadi.
            “Ayo pak, sebenarnya apa yang terjadi dengan desa Binjai ini, kok hari libur seperti ini sepi akan wisatawan yang datang ke mari yang ada hanyalah para anggota tim SAR yang sibuk-sibuk sendiri?” Tanyaku dengan maksud langsung memulai dan memecah kesunyian diantara kami.
            “Sungguh sangat disesali peristiwa kemarin. Sungguh tragis, kantor lurah yang menangani bidang pariwisata desa Binjai dalam waktu dekat akan menutup desa Binjai terutama sungai Bingai sebagai daerah wisata.”
            “Maksud Pak kades peristiwa kai?
            “Jadi, kam banar-banar belum tahu Ile?"
            "Lenga[4] Pak kades." Jawabku.
            "Sebenarnya selama tiga hari ini desa kita sudah sunyi akan wisatawan. Karena tepat pada hari Jumat kemarin sehabis melaksanakan sembahyang Jumat terjadi tragedi yang mengenaskan, anak satu-satunya kila Manuel mati tenggelam di Samsare.” Ekspresi Pak kades kini malah menjadi lesu seakan sedang menyaksikan langsung tragedi tersebut dan aku dapat membacanya. “Usul punya usul bahwa tragedi tersebut berawal saat anak kila Manuel yang sedang membawa wisatawan tergelincir masuk ke Samsare dan tenggelam terbawa arus sungai Bingai, sedangkan para wisatawan yang dibawa Utas semuanya selamat dan sudah dipulangkan ke daerah mereka masing-masing. Memang kalau dilihat pada saat itu arus air sungai Bingai tidak seperti biasanya. Alhasil, sampai sekarang mayat Utas tidak ditemukan. Entah kenapa setiap tahun selalu terjadi kejadian seperti ini. Yang sekarang Utas-lah yang menjadi korbannya. Dan akhirnya, berita tersebut sudah menyebar kemana-mana. Maka dari itu, kantor lurah bidang pariwisata desa Binjai akan menutup desa Binjai sebagai tempat untuk berwisata karena takut peristiwa ini terjadi lagi di kemudian hari.” Kulihat Pak kades mengusap-usap matanya yang sebelah kanan. Memang sungguh prihatin melihat kila Manuel sibuk mencari mayat si Utas sendirian hingga larut malam dan itu hanya sesekali ditemani oleh tim SAR.” Sambung Pak kades.
            "Innalillahi. Jadi, Utas sudah meninggal dunia Pak kades?" Kejut batinku dan mencoba membendung danau yang terbentuk di kelopak mataku.
"Uwe[5] Ile. Pak kades sarankan, kam berhentikan saja kerja sampingan kam itu, dan fokus saja untuk belajar di sekolah kam. Karena Pak kades takut korban berikutnya itu kam Ile." Getar nada bicara Pak kades.
            Penjelasan dari Pak kades membuat aku turut sedih, seakan-akan sedihnya Pak kades ditransfer kepadaku. Sungguh ironis memang, sebab siapa yang bisa manyangkanya, usia tidak menjamin kapan kita akan kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
            Utas sahabat karibku sejak sekolah dasar. Kami selalu bermain bersama, belajar bersama, tapi karena tuntutan ekonomi memaksa dia harus berhenti sekolah, waktu itu saat naik ke kelas lima. Utas hanya memiliki seorang Ayah tanpa mengenal sesosok seorang ibu yang sudah melahirkannya. Sebab dari penjelasan kila Manuel yang tidak lain Bapak kandung Utas, bahwa, ibu Utas meninggal saat Utas berusia satu minggu karena kanker otak akut yang diderita. Lagi-lagi itu semua karena keadaan ekonomi keluarga.
            Semenjak keberhentian Utas akan sekolahnya membuat kami jarang untuk bersama-sama lagi. Aku sibuk dengan sekolahku, sedangkan dia sibuk mengais rezeki dengan bekerja menjadi seorang pemandu wisata yang itu membuat kami bertemu hanya sekali seminggu saat aku juga bekerja dan itu pun jarang.
            Tiba-tiba suasana menjadi hening hanya ada tiupan angin yang menyambar badan kami. Sepertinya aku merasa keberadaan Utas menyertai aku dan Pak kades.
            Mengetahui bahwa mayat Utas belum ditemukan aku memiliki hasrat untuk turut membantu manemukan mayat Utas sahabat karibku di sekitar Samsare. Entah bagaimana hasrat itu datang tapi aku seperti terpanggil.
            Benar saja, setibaku di tempat kejadian aku langsung bertemu dengan kila Manuel dan beberapa anggota tim SAR yang sedang sibuk mencari-cari sambil berenang di sekitat area Samsare. Mereka menelusuri sungai Bingai tapi tetap saja mayat Utas tidak ditemukan.
            Tidak sedikit masyarakat desa Binjai berpendapat bahwa jasad Utas sudah diambil oleh roh jahat penunggu tempat Samsare, jasad Utas sudah dimakan oleh hewan melata penunggu sungai Bingai, bahkan lebih parahnya bahwa, Utas sudah menjadi tumbal bapaknya sendiri karena kila Manuel terkenal di desa ini sebagai seorang paranormal yang cukup mandraguna.
            Aku menepis semua anggapan tersebut dengan mentah. Aku yakin mayat Utas pasti bisa ditemukan walaupun bentuknya sudah tidak utuh lagi.
            "Ile, tolong maafkan temanmu Utas kalau dia punya salah ya."
            Seseorang menghampiri dan memegang pundakku dengan nada sedih. Ku palingkan wajahku ke arah orang yang sedang berbicara itu. Sudah ku tebak, kila Manuel.
            Tangannya dingin seperti es sampai-sampai tulang pundakku pun mampu merasakannya.
            "Ile pasti memaafkan semua kesalahan Utas Kila, walaupun tanpa diminta untuk memaafkannya." Ucapku dan berharap perkataan tersebut mampu menenangkan hatinya. "Kila, kalau diizinkan Ile ingin membantu mencari jasad Utas."
            "Sudahlah Ile, tidak ada gunanya lagi. Kami sudah lelah mencarinya. Itu semua sia-sia." Tukas kila Manuel penuh dengan rasa putus asa.
            Aku hanya bisa terdiam mendengar perkataan kila Manuel. Tapi itu tidak turut membuatku putus asa juga untuk mencari jasad Utas. Aku mulai menyusuri sungai Bingai. Karena ku tahu di Samsare tidak ditemukan maka, ku cari ditempat lain.
            Dari Samsare aliran sungai menuju ke arah Reutah dan ku habiskan waktuku di sana untuk mencari Utas. Ku selami sungai Bingai di Reutah tapi tidak ada tanda-tanda bahwa mayat Utas ada di sana.
            Aku semakin terpanggil untuk terus menyusuri sungai Bingai yang akhirnya berujung di Teroh-Teroh. Aku pun kembali menyelam dan mengitari areal Teroh-Teroh. Waktu semakin senja, lelah kini menguasai badanku.
            Ku sepakati diriku untuk beristirahat sejanak. Mataku terpaku mengarah ke sebatang pohon yang berada di pinggir sungai yang mengapung. Batang pohon tersebut membuat aku melamun membayangkan persahabatan kami berdua ternyata berakhir secepat ini.
            Semakin dalam ku tatap batang pohon tersebut semakin dalam pula ingatanku akan Utas. Ku perjelas fokus mataku manatap batang pohon yang mengapung di pinggir sungai itu seperti ada yang aneh. Ku coba untuk menyeberangi sungai dan ku lihat ternyata... "Utas..." Sentakku ketika ku lihat sebatang pohon tadi menjelma menjadi sosok Utas.
            Aku mengenali betul pakaian yang dikenakannya setiap hari kala mencari wisatawan, baju hijau pudar lengan puntung. Langsungku angkat jasad Utas dari dalam sungai.
            Aku tidak bisa menerimanya, badan Utas lembam penuh belatung dan membusuk. Kini air mataku tidak dapat aku bendung lagi. Rasa penyesalan terus berkecamuk dalam batinku.
            Langsung aku berlari memberitahu kila Manuel mengenai keberadaan jasad Utas tersebut. Masyarakat berbondong-bondong ingin melihatnya. Peristiwa injak-menginjak dan dorong-mendorong pun terjadi seperti tidak percaya terhadap kenyataan.
Karena bau busuk dan tubuh Utas sudah dipenuhi oleh belatung, tanpa mengulur waktu lagi setelah memastikan bahwa mayat itu memang Utas memalui pengenalan pakaian dan tingginya. Dikarenakan muka dan bentuk tubuh Utas sudah tidak sempurna lagi maka, jasad Utas langsung dibungkus dengan kain kafan dan di sembahyangkan oleh beberapa warga setempat, serta dikubur di sekitar areal Teroh-Teroh. Kemudian semuanya berbondog-bondong pergi ke rumah kila Manuel untuk menghadiri upacara adat kematian.
            Di rumah duka, acara adat atas kematian Utas diselenggarakan penuh dengan isak tangis keluarga dan sahabat dekat kila Manuel. Pak kades, Nande, dan Bapak pun ikut datang untuk menyampaikan doa dan rasa duka mereka.
            Saudara kila Manuel satu persatu menyampaikan rasa kesedihannya dengan menggunakan bahasa Karo yang kental.
            "Oii, anak turangku, engkai kam cepat tinggalken kami. Bapakmu sekalak bah rumah[6]."
            "Anak si sada udah tiada siapa yang merawat kam Bapak? Anak si sada lenga pesehna cita-citana[7]." Sambung Nande uda Utas.
            "Tenanglah kam, enggo tenang kam bahjoh, tedeh tekami anak si sada e[8]." Lanjut Bibi Utas.
            Tidak ada warga dan sanak saudara yang tidak menangis saat menyampaikan kesedihannya satu persatu, begitu juga denganku.
            Usai sudah prosesi menyampaikan rasa kesedihan, kemudian dilanjut dengan acara makan bersama. Makan bersama di sini bertujuan untuk penghormatan terakhir dan ucapan terima kasih kepada segenap orang yang sudah hadir dan turut ikut berdoa.
            Semua prosesi adat kematian sudah dilaksanakan sesuai ketentuan adat Karo. Malam pun semakin gulita. Nanyian jangkrik melepas kesunyian di rumah kila Manuel. Doa beribu doa sudah disampaikan untuk Utas agar ia tenang di sana.
            Akhirnya aku bersama Bapak dan Nande pulang ke rumah. Di sepanjang jalan aku memikirkan kejadian ini dan sungguh sulit untuk aku percaya. Aku malah berpikir bahwa Utas masih hidup, dia hanya bermain-main dan tidak pulang kerumah hanya untuk waktu sebentar, dia pasti pulang ke rumahnya dan bertemu kembali dengan bapaknya.
            Saat di jalan menuju rumah tiba-tiba hujan mengguyur lebat dan membasahi badanku, tapi ku lihat badan Bapak dan Nande tidak basah, sama sekali tidak basah. Sentak aku langsung berteriak memanggil kedua orang tuaku sekeras mungkin.
            Dan aku pun tersentak saat ku rasakan percikan air ke wajahku.
            "Mejile bangun, udah ditunggu itu sama Utas di depan pintu." Nande membangunkanku untuk yang kedua kalinya.                       
            "Nande ini jam berapa?" Tanyaku yang disertai degup jantung yang kencang. Ku palingkan wajahku ke arah jam dinding yang masih berdetak-detak itu, ternyata menunjukkan jam 9 pagi. Jadi, tadi itu apa?
            "Jam 9. Makanya habis sembahyang itu jangan tidur. Sudah kam temui Utas, sudah lama dia menunggu di depan pintu."
            Tanpa berpikir panjang dan tanpa mencuci muka terlebih dahulu aku langsung menuju ke depan pintu dan kulihat sesosok bayangan hitam sudah berdiri di sana. Semakin aku mendekat ke pintu semakin jelas bayangan tersebut. Kulihat dengan hati-hati dan ternyata...
            "Ile, lama kali kam bangun. Ayo kita kerja mencari wisatawan, kalau ada peluang sikit-sikit bisalah kita ambil selembar atau dua lembar uang wisatawan itu. Ayo cepat, aku udah nunggu kam..."
            Rasa lega mengguyur seluruh tubuhku seperti diguyur segarnya air sungai Bingai. Senang rasanya masih bisa melihat dan mendengar suara sahabat karibku itu. Tak ku hiraukan saat dia berbicara panjang lebar di sepanjang perjalanan melainkan, menatapnya dengan rasa gembira sambil tersenyum dan terus bersyukur kepada Tuhan bahwa itu semua hanya mimpi.


[1] Erkai kam ku jenda, Ile: Ngapai kamu ke sini, Ile?
[2] Kam: Kamu
[3] Kai: Apa
[4] Belum
[5] Iya
[6] Hai, anak saudaraku, kenapa kamu cepat tingalkan kami. Ayahmu sendirian di rumah
[7] Anak satu-satunya sudah tiada siapa yang merawat Ayahmu? Anak satu-stunya belum raih ceta-citanya
[8] Tenanglah kamu, sudah tenanglah hidupmu di sana, kami rindu sama anak si satu ini