Minggu, 27 September 2015

Resensi Buku History of Earth



MENGUAK BIOGRAFI BUMI 

Judul buku            : History of Earth (Sejarah Bumi)
Penulis                  : Ir. Agus Haryo Sudarmojo
Penerbit                : PT Bentang Pustaka, Yogyakarta
Tahun terbit/edisi   : Maret 2013/I
Tebal                    : 220 halaman

Selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad manusia hidup dan tinggal di atas sebuah planet kehidupan yang bernama Bumi. Namun, selama itu pula banyak manusia yang tidak mengetahui bagaimana proses pembentukan dan terciptanya planet yang selama ini jarang sekali kita pedulikan. Bahkan, kita malah merusak dan menggerogotinya dengan hawa nafsu yang seperti setan tanpa menghiraukan apa-apa yang telah Bumi berikan kepada kita.
Stephen Hawking dalam bukunya A Brief History of Time (1980) menggambarkan bahwa pergerakan Bumi dan benda langit lainnya semakin berjauhan. Penemuan tersebut dianggap sebagai penemuan paling revolusiuner pada abad ke-20. Umur Bumi pun disebutkan secara matematis yaitu, dengan hasil 13,68 x 109 tahun.
Terbesit seperti mendapat ilham, Agus Sudarmojo kelahiran Jakarta pada 31 Juli 1964 itu berani melahirkan buku ini untuk menyadarkan kita sebagai makhluk yang hidup dan selalu bergantung kepada Bumi perihal betapa tuanya usia planet yang kita huni saat ini. Dengan tujuan yang tidak lain, agar kita mampu lebih menghargai Bumi yang tercinta ini dan ikhlas untuk merawatnya, sebelum nantinya Bumi ini tergulung lentur seperti layaknya selembar kertas.
Di antara banyak rahasia di dalamnya, penulis mencoba mengungkap rahasia kecil tentang “biografi” Bumi, yang mencakup di dalamnya asal mula penciptaan Bumi, umur Bumi, keanehan satelit Bumi, asal muasal isi Bumi, sifat unik air, dan kinerja pasak-pasak Bumi.
Gagasan dalam buku ini menunjukkan bahwa tahap terciptanya Bumi melalui berbagai proses yang sangat panjang dan sangat musahil bagi orang awam untuk mencernanya secara mentah. Namun, semua itu sedikit lebih mudah untuk dipahami dengan bantuan ilmu sains yang menganalisa dan memperkirakan bagaimana proses pencitaan Bumi dan atribut-atribut yang lainnya secara nyata.
Yang menjadi pertanyaan menantang dalam buku ini untuk setiap manusia yang menghuni Bumi ini ialah tahukah kita bahwa Bumi pernah berpadu dengan langit? Bumi pernah mati kemudian beserdawa? Usia Bumi sepertiga dari langit?
Atau, sempatkah kita bertanya dari mana asal air yang tersedia dalam jumlah berlimpah di Bumi ini? Mungkin, sudahkah kita mengetahui mengapa Bumi dijejali dengan rangkaian pegunungan yang berserak di segala penjuru? Semua jawaban dari pertanyaan menantang di atas terselip di dalam buku ini.
Menurut temuan sains modern, proses kelahiran Bumi bermula dari ledakan kosmis yang sangat dahsyat. Ledakan ini dikenal dengan peristiwa Big Bang yang terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Teori ini menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun dari kumpulan titik-titik yang rapat, padat, dan panas.
Bukan hanya melulu soal pembentukan Bumi, buku ini menjelaskan pula materi-materi pendukung alam semesta, pada bab “Seandainya Rembulan Tiada” penulis sangat baik dalam mengungkapkan betapa bahayanya jika bulan hancur atau lenyap, selain itu dijelaskan pula bagaimana bulan terbentuk sekitar 4 miliar tahun yang lalu akibat benturan asteroid sebesar planet mars ke Bumi. Jika bulan tiba-tiba menghilang, keadaan Bumi akan menjadi sangat kacau, iklim tak bersahabat, bencana seperti gelombang pasang dan gempa bumi akan terus terjadi dan beberapa daratan seperti New York, London dan Tokyo akan lenyap layaknya Atlantis. Pembaca akan dibuat sadar bahwa bulan yang datang saat malam bukan hanya untuk dilihat, namun begitu banyak manfaat yang terpancar dari cahaya rembulan.
Perihal tentang bulan, sungguh ironis dan tidak masuk akal jika ada yang mengatakan bulan pernah terbelah kemudian menyatu kembali. Namun memang itulah sebenarnya yang terjadi, para ilmuwan telah membuktikannya melalui bebatuan bulan yang sempat dibawakan oleh dua orang astronot yang terkemuka, yaitu Neil Armstrong dan Edwin Aldrin sepulang dari bulan.
Bumi tersusun atas daratan dan lautan, pada bab selanjutnya dikemukakan mengenai porsi daratan dan lautan serta maksud dari pembagian porsi tersebut. Presentase lautan lebih besar dibanding daratan, yaitu 76% : 24% (3 : 1). Ternyata perbandingan tersebut sangatlah proporsional dan memiliki maksud yang begitu baik. Ganggang biru dan ganggang hijau yang hidup di lautan merupakan penyumbang oksigen terbesar di Bumi, bayangkan jika perbandingan daratan lebih besar, mungkin Bumi akan didominasi oleh CO2 (karbondioksida) yang dapat menghambat kehidupan di muka Bumi. Selain itu, terdapat penelitian bahwa air laut mampu menjadi energi listrik untuk pemenuhan kebutuhan kehidupan di muka Bumi. Berlanjut pada teori Continental Drift (Teori dari Alfred Wegener, ahli meteorologi, 1912),  bahwasannya material penyusun Bumi itu bergerak, dahulu semua benua pernah bersatu. Lempeng samudera bergerak 4-6 cm per tahun, ada yang saling menjauh dan ada yang saling mendekat/menumbuk (teori Plate Tectonics 1960). Diperkirakan 250 juta tahun yang akan datang, Negara Indonesia akan menghilang terjepit tiga lempeng yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Kemudian penulis menjelaskan bahwa Bumi pernah mati kemudian berserdawa, Bumi berserdawa melalui gunung apinya. Gunung api mengeluarkan gas CO2 agar bisa bereaksi dengan gas-gas alam lain, tak lain untuk mengurangi tekanan, munculnya reaksi biokimia dan biofisika pada planet Bumi ketika itu dan menjadikan Bumi layak huni.
Manusia mungkin saat ini tidak sadar bahwa Bumi yang ditempatinya sangat unik. Adanya kehidupan yang kompleks adalah salah satu kompleksitas komposisi Bumi, karena selain Bumi tidak ada satu pun planet yang mengandung makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Kehidupan ini disebabkan oleh air yang ada di dalamnya. Dalam buku ini dijelaskan bahwa air merupakan sumber kehidupan di muka Bumi. Tidak hanya itu, datangnya air pertama kali ke Bumi juga aneh, jatuh dari langit bersama dengan komet-komet.
Dr. Masaru Emoto dalam bukunya yang berjudul The Hidden Message of Water menghasilkan penelitian mencengangkan, ternyata air merespon segala pesan manusia, baik secara lisan maupun tulisan. Air akan membentuk kristal indah manakala menerima pesan baik dan terpuji. Sebaliknya jika pesan yang disampaikan buruk, air pun menerima respon negatif.
Penulis juga menyinggung tugas gunung sebagai pasak Bumi agar tidak goncang. Penulis mencoba membawa pembaca untuk berpikir mengenai manfaat dari adanya gunung-gunung di Bumi, terdapat tujuh tugas gunung. Pertama, gunung sebagai pasak agar Bumi tidak berguncang, ternyata kedalaman akar gunung mencapai 10-15 kali lipat dari ketinggiannya. Teori tektonik lempeng yang baru muncul berasumsi bahwa gunung mempunyai akar yang sangat dalam yang berperan memperkokoh keberadaan lempeng-lempeng litosfer Bumi. Kedua, gunung mampu merawat atmosfer Bumi salah satunya dengan cara berserdawa yang telah dijelaskan sebelumnya, gunung menjadikan atmosfer tetap stabil seperti saat awal pembentukannya. Ketiga, Bumi mampu memperlambat pergerakan kerak atau lempeng Bumi, faktanya adanya gunung-gunung berapi di Indonesia dapat mengurangi intensitas laju tumbukan lempeng Samudera Indonesia dan lempeng Benua Eurasia. Keempat, gunung mampu memperkaya kandungan mineral dalam tanah hasil lapukan batuan Bumi yang berada di bawahnya, hasil lapukan batuan vulkanis merupakan cikal-bakal tanah yang subur. Kelima, gunung sebagai reservoir air tawar bagi manusia. Keenam, gunung mengubah dan membentuk rona permukaan Bumi dengan patahan dan lipatan baru yang terbentuk saat gunung berapi meletus. Ketujuh, gunung mampu mendinginkan iklim dalam atmosfer planet Bumi.
Penulis berusaha untuk menjelaskan bab demi bab dengan baik dan rinci serta disuguhkan secara populer sehingga mudah untuk dipahami, maka buku ini bisa dibaca oleh siapapun, bahkan untuk orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan geologi dan atau astronomi. Selain itu, di buku ini selalu disertakan gambar-gambar yang mendukung setiap penjelasan, sehingga pembaca menjadi lebih mudah menyerap ilmunya. Penulis pun terkadang menyelipkan analogi-analogi sehingga pembaca diajak berpikir sejenak. Bagian paling penting adalah, penulis dalam menulis buku ini ternyata mengacu dari banyak sekali pustaka sains ilmiah dan juga buku-buku agama sehingga mampu meyakinkan pembaca bahwa apa yang ditulisnya berdasarkan fakta-fakta ilmiah.
Walau buku ini dapat dinilai sebagai suatu hal menarik, karena mendasarkan pada logika sains, tetapi penulis tidak berpikir panjang mengenai bukti-bukti yang kuat dan masih begitu banyak manusia yang tidak terlalu mahir dalam ilmu sains, sehingga kemungkinan besar observasi-observasi sains yang penulis suguhkan dalam buku ini dapat dianggap hanya fiktif belaka. Sehingga penafsiran yang digunakannya terkesan lebih individualistik dan sedikit emosional. Seharusnya penulis mengadakan perbandingan dengan pendapat-pendapat yang telah mendahuluinya, demi memperkaya pengetahuan pembaca.
Sangat penting sekali bagi kita (manusia) sebagai makhluk yang bergantung kepada Bumi untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan dan pembentukan Bumi beserta atribut-atribut yang ada pada Bumi untuk lebih menghargai dan merawat planet biru ini, terlebih memperluas wawasan kita mengenai sejarah atau biografi Bumi.



Penulis,
ZULFANSYAH

Contoh Tugas Kata Pengantar



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang tiada henti-hentinya dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Resensi ini tepat pada waktunya. Dan salam cinta penulis sampaikan kepada Ibunda tersayang yang dimana selalu mendukung dan mendoakan penulis dimana pun dan kapan pun penulis berada. Malasih Ma.
Alhamdulillah, dalam penyelesaian Tugas Resensi ini penulis tidak terlalu banyak mendapatkan kesukaran dan hambatan dalam pengerjaannya, adapun kesukaran yang penulis dapatkan di saat pengerjaan maupun penyelesaian tugas ini ialah minimnya fasilitas dalam pengetikkan (pengerjaan), hingga kepada sulitnya mencari perbandingan-perbandingan buku yang penulis resensikan saat ini dengan buku-buku yang sejenis lainnya. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, serta kegigihan untuk menyelesaikannya akhirnya terselesaikan pula tugas ini.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya pasti penulis ucapkan kepada Ibu Magdalena selaku Guru bidang studi Bahasa Indonesia yang dengan suka rela membimbing penulis dalam penulisan ini. Dan terlebih kepada dunia maya yang dimana sedikit banyaknya telah membantu penulis dalam menyumbangkan masukkan dan ide-idenya sejauh ini dalam penyelesaian tugas penulis.
Penulis meyakini betul bahwa tugas yang penulis buat ini masih jauh dari  kesempurnaan. Namun, dengan harapan yang mendalam semoga tugas ini bermanfaat demi keberlangsungannya proses pembelajaran, terkhusus di bidang studi Bahasa Indonesia mengenai materi Resensi untuk kedepannya. Akhir kata, atas perhatian dan kesempatannya penulis ucapkan terima kasih banyak dan selamat membaca Tugas Resensi ini. Semoga bermanfaat.
Wassalam…



Binjai, 02 Desember 2014



Penulis